A taste of Jogja in Jakarta :D They have a wide range of menu selection, from sate klathak to bakmi jowo to tengkleng and gulai. It's like a complete package of Javanese food in one place.
I had sate klathak, bihun godhog, kicik, and tried some mie goreng and sate hot plate too. Taste-wise, the sate klathak and bihun godhog were okay. The sate klathak's sauce was slightly different than the one I had in Jogja. The bihun godhog had a big portion and the broth was savory. It still can't beat the original (Bakmi Pak Gheno, Bakmi Pak Pele, or Bakmi Kadin in Jogja), but overall it was a nice alternative if you're looking for affordable bakmi jowo in Jakarta!
The place is quite big, its two-storey warung can accommodate around 50 or more people. It can get a bit hot inside, though, especially when there are many people.
Overall, I liked the experience. Cukup mengobati rasa kangen terhadap bakmi jowo dan...
Read more🤷🏽♂️ What can I say. Arguably better than it’s Jogja counterpart, saltier and more flavorful.
💸 The price is slightly pricier than the one in Jogja but I believe you get more for each portion (each plate indicates one portion). I had to get another portion because it was heavenly to say the least.
🧱 The atmosphere is eerily similar to the one in Jogja, the contrasting bright neon green stands out and provided a sense of comfort for an ex-Jogja student such as I.
🚏Public transportation access is a bit lacking but keep in mind I do not use angkot/mikrotrans usually, there might be some angkot/mikrotrans that passes by. The MRT and Transjakarta buses stops quite far away from the location, walking is not recommended because the sidewalks are filled with food stalls unless you’re into that for...
Read more19 Romadhon 1446 (19 Maret 2025), saya mencoba berbuka puasa di sini. Ini kunjungan pertama saya.
Walau memang menarik melihat daging yang ditusuk besi jeruji velg sepeda lalu dibakar - mengingatkan saya akan budaya daging bakar ditusuk pedang kecil a la Turki, Mongol dll. - namun daging Satenya cenderung agak liat, agak susah dikunyah.
Sayang sekali. Padahal rasanya, berikut kuah bumbunya, cukup enak.
Rasa Mi Godhognya, oke. Tak istimewa, namun.
Dan sayang, matangnya seluruh makanan, agak lama.
Maka Mi Godhog, terpaksa saya bawa pulang. Karena baru matang hampir mendekati waktu Sholat Isyaa'. Saya masih ada keperluan lain.
Suasana dan kebersihan di rumah makan ini, menurut saya, cenderung agak kumuh, kotor. Pilihan warna dinding yang dominan hijau agak tua dengan kombinasi nuansa kekayuan namun dengan pilihan sinar lampu putih saja, menurut saya, kurang mendukung estetika interior! Walau ada meja-kursi kayu yang artistik. Ini Jakarta, persaingan jasa dan industri kuliner di sini, ketat dan keras dan suasana tempat, dapat mendukung pemenangan persaingan!
Saya tak suka juga ada asbak yang masih ada sisa sedikit abu rokoknya di meja. Mengapa tak dibersihkan?
Tak ada AC seingat saya di ruangan rumah makan ini. Hanya ada beberapa kipas angin besar ditempelkan di dindingnya.
Harga makanan dan minuman, juga tak murah. Walau karena mengingat ini berlokasi di Jl. Raya Bendungan Hilir, maka cukup dapat dimengerti.
Hanya saja, sebenarnya, tak jauh darinya, ada RM. Minang "Bopet Mini" yang terkenal selalu enak masakannya, sangat populer, ber-AC, ber-mushollah, cukup bersih dan bagus interiornya, dan tidak mahal!
Sebaiknya RM Sate Klathak ini dapat meneladaninya.
Yang bagus, adalah ada Mushollaah yang cukup luas di lantai 2. Mushollaah ini cukup bersih, tidak bau karpet dan sajadahnya, serta ber-AC!
Baraakallohu fihum, mengenai keberadaan Mushollaah ini.
Catatan: foto Mi Godhog, adalah ketika telah saya tambahi Bawang Goreng dari rumah kami sendiri. Saat telah di rumah kami. Aslinya, tak sebanyak itu.
🔹️Kesimpulan: Bagi saya, hanya pantas maksimal 2 atau 3 bintang secara umum. Dan saya tak ingin kembali makan/membeli menu di resto ini lagi. Mungkin, sekali-sekali saja,...
Read more