Bandung rindu
Dalam menulis sebuah artikel atau naskah, seorang penulis seringkali harus bisa mengolah tulisannya sedemikian rupa dalam batas tertentu menyesuaikan space di koran atau majalah yang dituju. Biasanya, pihak redaksi sebuah koran atau majalah menggunakan jumlah karakter/huruf untuk membatasi panjang sebuah tulisan agar sesuai dengan space yang ada.
Makanya, kita lazim membaca pengumuman dari redaksi seperti ini, “Kirimkan cerpen atau esai sastra Anda. Panjang tulisan maksimal 10.000 karakter with space untuk cerpen dan 5.000 karakter with space untuk esai ..bla bla bla…”. Atau dalam event lomba menulis juga sering mensyaratkan batasan tulisan dengan mengacu kepada jumlah karakter.
Banyak penulis (terutama pemula) yang bertanya-tanya, bagaimana mengetahui jumlah karakter sebuah tulisan? Ada pula yang bertanya seperti ini, “Kira-kira berapa halaman sih 5.000 ribu karakter itu?” Hehehe…
Sahabat sekalian. Mengetahui jumlah persis karakter sebuah tulisan tidak bisa dikira-kira dengan jumlah halaman, karena itu tergantung berapa spasi dan font tulisan yang digunakan. Kalau dihitung manual, rasanya akan cape’ deh…Lalu bagaimana dong caranya? Berikut ini cara gampangnya:
Dalam Microsoft Word (MS Word) telah tersedia fasilitas atau fitur untuk menghitung jumlah kata, jumlah huruf/karakter, jumlah paragraf, dan jumlah baris. Fitur tersebut adalah Word Count. Dengan fitur tersebut, semua data tentang jumlah kata dan seterusnya itu akan kamu dapatkan secara cepat dan akurat, bahkan ada pilihan karakter dihitung dengan yang menggunakan spasi (Characters with space) atau yang tidak menggunakan spasi (Characters no space).
Kamu pun dapat menghitung kata atau huruf sesuai dengan kata atau kalimat tertentu saja di mana kalimat tersebut harus kamu blok atau kamu seleksi terlebih dahulu. Jika tidak ada yang diblok, berarti seluruh kalimat akan dihitung. Untuk memunculkan fasilitas Word Count di MS Word 2007, silahkan ikuti dua langkah berikut:
Buka ribbon Review kemudian pada group menu proofing klik Word Count.

Maka jendela Word Count akan muncul dengan rincian jumlah yang diperlukan.

Mudah bukan, selamat berkarya!*(Admin JPIN, dari berbagai...
Read moreTaman Vanda merupakan salah satu dari banyak sekali Taman Tematik di kota bandung yang dibangun di bawah kepemimpinan walikota bandung yang populer Ridwan Kamail atau biasa disapa Kang Emil.
Taman Vanda, sepertinya semakin melengkapi saja koleksi ruang publik yang inovatif buah karya sang arsitektur lulusan ITB kang emil ini, seperti yang sebelumnya sudah dibangun yaitu Taman Jomblo, Taman Lansia, Taman Labirin, Taman Film, Taman Fotography, Teras Cikapundung dan yang terbaru Peta Park di Jalan Peta dan yang lainnya.
Taman vanda sekarang ini telah menjadi sebuah Tempat Nongkrong di kota Bandung, dan selalu ramai dikunjungi banyak pengunjung, yang tak hanya warga kota bandung saja, akan tetapi wisatawan luar kota juga.
Anda tidak perlu mengeluarkan uang untuk bisa masuk ke lokasi, artinya tempat ini gratis anda masuki atau kunjungi.
Kecuali mungkin anda yang membawa kendaraan pribadi seperti motor atau roda empat, anda hanya perlu membayar tiket parkirnya saja, yang tak akan lebih dari Rp.2.000 – Rp.5.000 saja.
Berlokasi di pusat kota bandung, selain menawarkan sebuah taman kota yang menawarkan kesejukan dan suasana tempat yang nyaman terlebih ada air mancurnya beserta tempat duduk yang tersedia, tempat ini pun berikan anda pilihan wisata lainnya.
Ya, jika anda puas bersantai di sini, anda bisa lanjutkan jalan-jalan ke tempat wisata yang lainnya yang ada di sekitar taman ini, seperti ke arah utara ada Plaza Balai Kota Bandung,Taman Gembok Cinta Bandung dan jika ke barat ada jalan Braga.
Nah, jika bicara jalan Braga, sudah pasti tempat ini menawarkan tempat wisata berupa tempat wisata belanja di bandung yang terkenal, sekaligus pusat hiburan yaitu Braga City Walk, maupun sejumlah tempat wisata kuliner sekelas Cafe di Bandung seperti Wiki Kaffie
Taman Vanda berlokasi di Jalan Merdeka No.9, Babakan Ciamis, Sumur Bandung, Kota Bandung,...
Read moreTaman Vanda Bandung berlokasi di jalan Merdeka, dekat Gedung Bank Indonesia cabang Bandung dan Gereja Katedral Santo Petrus.
Awalnya, di lokasi Taman Vanda tersebut adalah sebuah gereja Katolik pertama di Bandung, yaitu gereja St Franciscus Regis yang berdiri pada 1895 lalu dirobohkan pada tahun 1920, karena dibangun sebuah gereja yang lebih besar, yaitu gereja katedral Santo Petrus. Kemudian lahan bekas gereja St Franciscus Regis berubah fungsi menjadi bioskop Rex. Pada tahun 1950, bioskop yang sempat berjaya ini dijadikan Panti Budaya. Hingga berubah fungsi lagi menjadi ruang kuliah Perguruan Tinggi Katolik Parahyangan yang sekarang bernama Universitas Katolik Parahyangan.
Setelah tidak lagi menjadi ruang kuliah, tempat tersebut berfungsi sebagai bioskop kembali. Yaitu Bioskop Vanda pada tahun 1970.
Selain menjadi Bioskop, terkadang latihan Tari Viatikara dilakukan di sini. Pada tahun 1990, Bioskop Vanda dirobohkan dan menjadi sebuah taman.
Kemudian di tahun 2015, taman Vanda di revitalisasi. Nama Vanda diambil dari nama bunga anggrek. Tapi ada pendapat lain yang mengatakan, bahwa nama Vanda diambil dari nama bioskop Vanda yang pernah ada di tempat taman tersebut sebelumnya.
Di taman ini terdapat sebuah tempat duduk dan air mancur. Namun air mancur tersebut sekarang sudah mati.
Untuk kondisi taman nya, saat ini terbilang sepi...
Read more