I'd visited it in 2014 yet have no time to write its review – This museum is not popular among foreigners even for local - it is owned privately by Sjahrial Djalil, Successful entrepreneur in his era built a house in Kemang Area so he can keep his collections and later he welcome people to see all of his masterpiece collections(mostly from Christie's Auction). The unique about this museum is that every single things in the museum is art and it feels so homey. The Museum is opened for public on Wed, Thu, Sat, and Sun at 09:45 AM – 12:00 PM or 12:45 PM – 15:00 PM. However, it’s better to phone before your visit. You must come with at least 7-10 person IF it’s impossible ask them to arrange you join with the coming group. This visit is free – awesome! An English speaking guide will take you around and explain all things that you might want to know. IF you lucky, you will meet the owner and I was lucky enough to meet...
Read more: The private museum is located in the kemang which is a really good place and easy to reach. Appointment must be made before coming and there are only 2 sessions per day & restricted at most 15 people. The collection itself is really good and from various places from Asia to Europe. If you're lucky, you'll meet the owner he'll greet you happily before the trip. And last but not least, it's free so far. : there's only one person that capable to guide the trip which is why they're only open for 2 sessions. All the information are written in Indonesian language only so the guide must have more effort & time to explain foreigner visitor. Also we found the wrong label has been put when we visited the place. Really hope that they can make it better since the place has an...
Read moreAwalnya susah sekali membuat reservasi ke museum ini. Mencoba via google dan IG tetapi tiada balasan dari adminnya. Tapi akhirnya kami bisa juga mengunjungi museum ini. Cuma 1 kata aja LUAR BIASA KOLEKSINYA, mulai jaman pra sejarah hingga abad 20, dikumpulkan dari seluruh dunia melalui balai lelang internasional (sebagian hadiqh kolega) sejak pak Syahrial Djalil berusia 30-an.
Masuk museum gratis, berombongan maksimal 16 orang, balita kurang disarankan mengingat koleksi museumnya tdk ada pelindungnya.
Konsep kunjungan museum dibuat seperti sedang bertamu, karena sesungguhnya tempat ini memang adalah rumah tinggal yg didedikasikan oleh pemiliknya utk menjadi museum. Rumahnya adem dikelilingi taman, sirkulasi udaranya bagus. Sungguh sebuah pengalaman tour house yg menyenangkan.
Gerbang museum seperti gerbang rumah pada umumnya. Hanya berupa pintu kayu yg selalu tertutup. Ada bel di pojok kanan, nanti ada penjaga yg membukakan pintu.
Banyak aturannya utk mengunjungi museum ini Disarankan datang 30 menit sebelumnya Tdk boleh membawa tas besar. Tas kecil boleh diselempang ke depan Berganti sandal japit yg disediakan krn khawatir sepatu kita terlalu kotor utk menginjak karpet di dalam rumah. Disediakan air minum di pendopo Tdk boleh berfoto di dalam museum, hanya boleh berfoto di areal taman belakang dan selasar saja.
Sedikit saran utk pengelola museum Dibeberapa sudut debu cukup tebal agak disayangkan. Mengurangi keindahan koleksi. Beberapa koleksi kayu ada kotoran rayapnya, mungkin bisa di cek utk dirawat agar koleksi yg berharga tersebut dapat tahan lama. Beri kesempatan pengunjung rombongan berfoto sepuasnya di areal yg dibolehkan, karena pengalaman kami hari ini, foto2 sangat terbatas waktunya dengan alasan jam 12:30 sudah ada rombongan ke dua. Kami jd terburu2 dan jd tdk konsentrasi mendengarkan uraian guidenya. (Mungkin pengunjung lain ada pengalaman berbeda bs berfoto sepuasnya di halaman belakang)
Endingnya tetep merekomendasikan museum ini untuk dikunjungi....
Read more