Copper statue with a fountain featuring a horse-drawn carriage scene from epic poem "Mahabharata." Arjuna was born when Indra, the god of rain, blessed Kunti and Pandu with a son. From childhood, Arjuna was a brilliant student and was favoured by his beloved teacher, Drona. Arjuna is depicted as a skilled archer, winning the hands of Draupadi, who married the five brothers because of Kunti's misunderstanding and Mahadeva boons. Arjuna is twice exiled, first for breaking a pact with his brothers; and secondly together with them when his oldest brother was tricked into gambling away the throne. Some notable incidents during the first exile were Arjuna's marriages with princesses Ulupi, Chitrāngadā and Subhadra. From his four wives, Arjuna had four sons, one from each wife — Shrutakarma, Iravan, Babhruvahana and Abhimanyu. During his second exile, Arjuna gained many celestial weapons. Despite being a warrior, Arjuna was also skilled in music and dance. At the end of the epic, Pandavas, accompanied by Draupadi, retired to the Himalayas. Arjuna was the fourth one to fall on the way. The story of Arjuna is told in the Mahabharata, one of the Sanskrit epics from the Indian subcontinent. The work is written in Classical Sanskrit and is a composite work of revisions, editing and interpolations over many centuries. The oldest parts in the surviving version of the text probably date to...
Read moreTepat pada tahun 1987, Soeharto mengadakan kunjungan ke Turki.Disana presiden Soeharto mengaku melihat banyak terdapat bangunan monumen di jalan protokol yang menggambarkan kisah sejarah dari Turki.
Lantas hal tersebut membuat pikiran Soeharto terlintas untuk merencanakan pembangunan monumen di Indonesia. Dirinya juga berharap agar filsafat Indonesia juga turut dimuat dalam pembangunan monumen.Kisah dari perang Baratayuda menjadi inspirasi dari pembuatan patung arjuna wijaya.Hal inilah yang menjadi latar belakang dari sejarah pembuatan patung arjuna wijaya.
Arjuna Wijaya sendiri memiliki arti sebuah kemenangan Arjuna. Pada kisahnya Arjuna berhasil mendapatkan kemenangan dalam memperjuangkan kebenaran dan keberanian. Selain itu simbol dari patung Arjuna Wijaya ini adalah agar hukum selalu ditegakkan tanpa memandang bulu. Rupanya simbol ini sebelumnya telah dilatar belakangi oleh kisah Bharatayuddha yang menceritakan bahwa saat itu Arjuna sedang berperang melawan saudaranya sendiri yang tak lain adalah Adipati Karna.
Sementara itu, delapan kuda yang sedang menarik kerera perang tersebut adalah sebuah simbol dari adanya delapan filsafat kepemimpnan yang sesuai dengan alam semesta. Delapan filsafat ini biasa dikenal dengan sebutan Asta Brata, diantaranya adalah Kisma atau Bumi, Kartika atau Bintang, Samirana atau angin,Candra atau bulan, Surya atau matahari, tirta atau angin, agni atau api, serta baruna atau samudera.
Kedelepan kuda ini telah menjadi ciri khas dari penampilan patung Arjuna Wijaya. Dari kedelapan kuda, sebagian memperlihatkan bentuknya yang masih utuh, namun adapula sebagian yang tubuhnya hanya terlihat transparan.Bentuknya yang sangat khas dan unik ini seringkali menjadi daya tarik utama dari para wisatawan.
Menurut sejarah pembuatan patung arjuna yang dikemukakan oleh Nyoman Nuarta,total biaya dari pembangunan patung ini mencapai angka yang fantastis yakni mencapai 290 sampai 300 juta rupiah. Patung arjuna wjaya sendiri lokasinya terletak di persimpangan Jalan MH Thamrin dan Jalan Medan Merdeka.
Selain memiliki bentuk delapan kuda, patung ini juga terdapat air mancur yang tela dibuat dari bahan tembaga. Perlu diketahui juga bahwa patung ini merupakan hasil rancangan dari maestro pematung Indonesia yang berasal dari Tabanan, Bali yang dibangun tepat pada tahun 1987.Demikian semoga artikel sejarah patung arjuna wijaya...
Read moreThis "horse statue" was built in 1987, motivated by President Suharto's state visit toTurkey in 1987, where he saw many monuments explaining about Turkey's past stories on the streets. The statue depicts a scene in the classic Mahabharata story, where two characters from the Pandava camp, namely Arjuna who holds an arrow bow and Batara Kresna who becomes sais are riding a Garuda-headed chariot pulled by eight horses that symbolize the eight leadership philosophies of "Asta Brata". Both of them are described as being in a battle situation against Adipati Karna who comes from the...
Read more