This is one of the icons of Jakarta. Jakarta History Museum or Museum Sejarah Jakarta or well known as Museum Fatahilah is the right place, or maybe the best place to find out the history of Jakarta starts from the beginning until today. They have a very welcome staff, with a strong interpretation skill, and very communicative. They also have a very unique yet attractive media interpretation to help you understand about Jakarta and its story. One of the favourites place of Jakartans where they can spend their spare time with their family. Except for the museum as the highlight, it's also well known because of the Fatahilah Square itself. Where you can do cycling with a unique bicycle, and take a picture with the Museum Sejarah Jakarta as the background which has a very eye-catching design. In the evening, you also can find a cutie bird and looks very beautiful when they fly. This Museum also located near other Museums. Those Museum are Museum Wayang, Museum Bank Mandiri, and Museum Keramik. Around this Museum, you may find other attractions that may catch your interests, like a live band performance, a "living statue", taking a photo with old-car, etc. If you're thirsty or even hungry, you can find so many shops here that sell food and beverage. Even you can find Kerak Telor as typical food of Jakarta itself. This Museum is also very accessible, you can use the Transjakarta or Train to visit this place. Another point plus of this Museum is there's a bus stop for Jakarta...
Read moreMuseum Fatahillah adalah sebuah museum bersejarah yang beralamat di Jakarta Barat, lebih tepatnya di Jalan taman Fatahillah No 2. Luasnya mencapai lebih 1.300 m2.
Dahulu, gedung ini hanya sebuah balai Kota Stadhuis yang dibangun pada 1707-1710 atas perintah dari gubernur Jendral Johan Van Hoorn. Bangunannya mirip dengan istana dam yang ada di Amsterdam, belanda.
Ada sebuah bangunan utama yang berupa dua sayap di sebelah barat dan timur, serta ada juga bangunan sanding yang dipakai sebagai ruangan pengadilan, ruang kantor, serta ruang bawah tanah yang fungsinya sebagai penjara. Pada tanggal 30 maret 1974, gedung ini diresmikan menjadi Museum Fatahillah oleh pemerintah saat itu.
Mengenal Sejarah Museum Fatahillah Museum Fatahillah memiliki konstruksi bangunan yang sangat cantik dan menarik.Hal ini karena bangunan ini didirikan pada zaman dahulu, sehingga nuansa tradisionalnya sangat terasa.
Arsitektur bangunan ini menggunakan konsep barok klasik yang sangat populer pada abad ke-17.Bangunan terdiri dari 3 lantai.Semua bagian jendela dan kusen pintu dibuat dari kayu jati dan memiliki warna hijau tua.
Saat masuk ke dalam Museum Fatahillah, anda akan menemukan kurang lebih 25 ribu koleksi benda bersejarah di dalamnya. Diantara berbagai jenis koleksi yang ditampilkan di sana, terdapat peninggalan pedagang Eropa jaman dahulu hingga peninggalan Kerajaan Tarumanegara dan Pajajaran.
Peninggalan bersejarah yang bisa anda temui saat masuk kedalam museum antara lain patung dewa hermes, prasasti ciaruteun, meriam si jagur, serta mimbar masjid kampung baru. Selain itu, Kamu juga akan menemui sebuah air mancur yang pada zaman dahulu digunakan sebagai sumber mata air.
Salinan Prasasti Ciareteun Benda-benda bersejarah seperti gerabah, keramik, serta peninggalan khas adat betawi pun banyak ditemukan di museum ini.Bukan hanya benda-benda yang langka dan antik saja, museum ini juga menyimpan sekitar 1200 buku bersejarah.
Dari sekian banyaknya koleksi buku yang disimpan di museum ini, sebagian besar adalah buku-buku zaman kolonial. Buku-buku tersebut ditulis menggunakan bahasa melayu, inggris, prancis, dan beberapa buku juga ditulis menggunakan bahasa arab Museum ini juga menyimpan berbagai benda hasil penggalian arkeologi di jakarta. Salah satunya adalah mebel-mebel antik yang digunakan mulai dari abad ke-17 hingga ke-19.
Mebel bersejarah tersebut menggunakan kombinasi dan perpaduan desain dari gaya cina, eropa, dan indonesia. Selain mebel, ada juga benda antik lainnya seperti gerabah, keramik, serta batu prasasti.
Koleksi-koleksi ini bisa Kamu lihat di berbagai ruangan museum ini, seperti ruang Tarumanegara, ruang Fatahillah, ruang prasejarah Jakarta, ruang Jayakarta, ruang Sultan Agung, serta ruang MH Thamrin.
Selain itu, Kamu juga bisa melihat berbagai macam koleksi yang berkaitan dengan kebudayaan betawi, becak, hingga numismatik. Bahkan, sekarang wisatawan juga melihat sebuah patung dewa hermes, yaitu dewa perlindungan dan keberuntungan bagi kaum pedagang menurut mitologi yunani.
Pada Museum Fatahillah, juga terdapat ruangan bawah tanah yang merupakan bekas penjara yang dulu digunakan pada zaman penjajahan belanda.
Harga Tiket Masuk Museum Sejarah Jakarta Harga tiket masuk ke Museum Sejarah Jakarta atau Museum Fatahillah sangat terjangkau, yakni sebagai berikut:
Dewasa: Rp5.000 Rombongan di atas 30 orang: Rp3.750 Anak: Rp2.000 Rombongan di atas 30 orang: Rp1.500 Rombongan mahasiswa di atas 30 orang: Rp2.250 Jam operasional Selasa-Sabtu: 08.00-17.00 (Senin libur)
Menikmati Aneka Fasilitas Museum Fatahillah Wisata sejarah tentu tidak selamanya membuat wisatawan bosan. Di sekitar objek wisata Museum Fatahillah, Kamu bisa bersantai bersama teman-tema atau keluarga. Bahkan, disana juga terdapat kafe yang memiliki desain mirip dengan jakarta tempo dulu. Kamu bisa sejenak beristirahat disana sambil...
Read moreLocated in the Kota Tua area, on Jalan Fatahillah, there is a museum that has been around since the Dutch colonial era. This building itself was also founded by the Dutch colonial government. Where pasa at that time was used as a Stadhuis or City Hall. This place itself, was first inaugurated by the Governor General Abraham Van Riebeeck in 1710.
For its construction, the City Hall building was started in 1620, namely during the reign of Governor General Jan Pieterszoon Coen. Before it was actually inaugurated, this one museum underwent several restoration processes. After it was inaugurated, the building that you can find in the Old City area also had several changes and changes in function.
And from 1925 to 1942, this city hall was used as the West Java Provincial Government Office. After that, it turned into the Dai Nippon Logistics Collection Office. This happened when Japan occupied Indonesia from 1942 to 1945. Then, after Indonesia's independence, this building changed its function to become the headquarters of West Jakarta City Military Command...
Read more