Jakarta History Museum
Jakarta History Museum things to do, attractions, restaurants, events info and trip planning
Plan your stay
Posts
This is one of the icons of Jakarta. Jakarta History Museum or Museum Sejarah Jakarta or well known as Museum Fatahilah is the right place, or maybe the best place to find out the history of Jakarta starts from the beginning until today. They have a very welcome staff, with a strong interpretation skill, and very communicative. They also have a very unique yet attractive media interpretation to help you understand about Jakarta and its story. One of the favourites place of Jakartans where they can spend their spare time with their family. Except for the museum as the highlight, it's also well known because of the Fatahilah Square itself. Where you can do cycling with a unique bicycle, and take a picture with the Museum Sejarah Jakarta as the background which has a very eye-catching design. In the evening, you also can find a cutie bird and looks very beautiful when they fly. This Museum also located near other Museums. Those Museum are Museum Wayang, Museum Bank Mandiri, and Museum Keramik. Around this Museum, you may find other attractions that may catch your interests, like a live band performance, a "living statue", taking a photo with old-car, etc. If you're thirsty or even hungry, you can find so many shops here that sell food and beverage. Even you can find Kerak Telor as typical food of Jakarta itself. This Museum is also very accessible, you can use the Transjakarta or Train to visit this place. Another point plus of this Museum is there's a bus stop for Jakarta sightseeing tour.
Esha SyahriyanEsha Syahriyan
00
Recommended recreation places when visiting Jakarta. In addition to learning about Jakarta's history, you can feel the atmosphere of the past which is very thick. Especially if you like to photograph a lot of unique spots scattered in this area. Call it the booth that has been provided, a spacious front yard, there are doors and interior windows, typical of colonial buildings, dungeons etc. I suggest, spend a lot of time here. One hour seemed to be lacking. Especially if the photo hobby. If necessary, bring the property to support your photos. You can also make an album or just shoot a student / short film by taking location settings. One of them is a photo with a light background from a window. When you take a tour, the guide is very professional, very understanding. Lots of interesting information with a friendly speech style. For families, if you want recreation, there are colorful bicycles that can be rented, there are property objects and beautiful old city architecture. If it's hot, you can rent or buy a beautiful, colorful hat. The place is also maintained clean. Outside the location there is a horse-drawn carriage rental service, or street vendors, there are food vendors. Relax, there is also a souvenir shop. Honestly ... I feel unsatisfied because I haven't been here long ... I will come back later ...
NumberFour 04NumberFour 04
20
Museum Fatahillah adalah sebuah museum bersejarah yang beralamat di Jakarta Barat, lebih tepatnya di Jalan taman Fatahillah No 2. Luasnya mencapai lebih 1.300 m2. Dahulu, gedung ini hanya sebuah balai Kota Stadhuis yang dibangun pada 1707-1710 atas perintah dari gubernur Jendral Johan Van Hoorn. Bangunannya mirip dengan istana dam yang ada di Amsterdam, belanda. Ada sebuah bangunan utama yang berupa dua sayap di sebelah barat dan timur, serta ada juga bangunan sanding yang dipakai sebagai ruangan pengadilan, ruang kantor, serta ruang bawah tanah yang fungsinya sebagai penjara. Pada tanggal 30 maret 1974, gedung ini diresmikan menjadi Museum Fatahillah oleh pemerintah saat itu. Mengenal Sejarah Museum Fatahillah Museum Fatahillah memiliki konstruksi bangunan yang sangat cantik dan menarik.Hal ini karena bangunan ini didirikan pada zaman dahulu, sehingga nuansa tradisionalnya sangat terasa. Arsitektur bangunan ini menggunakan konsep barok klasik yang sangat populer pada abad ke-17.Bangunan terdiri dari 3 lantai.Semua bagian jendela dan kusen pintu dibuat dari kayu jati dan memiliki warna hijau tua. Saat masuk ke dalam Museum Fatahillah, anda akan menemukan kurang lebih 25 ribu koleksi benda bersejarah di dalamnya. Diantara berbagai jenis koleksi yang ditampilkan di sana, terdapat peninggalan pedagang Eropa jaman dahulu hingga peninggalan Kerajaan Tarumanegara dan Pajajaran. Peninggalan bersejarah yang bisa anda temui saat masuk kedalam museum antara lain patung dewa hermes, prasasti ciaruteun, meriam si jagur, serta mimbar masjid kampung baru. Selain itu, Kamu juga akan menemui sebuah air mancur yang pada zaman dahulu digunakan sebagai sumber mata air. Salinan Prasasti Ciareteun Benda-benda bersejarah seperti gerabah, keramik, serta peninggalan khas adat betawi pun banyak ditemukan di museum ini.Bukan hanya benda-benda yang langka dan antik saja, museum ini juga menyimpan sekitar 1200 buku bersejarah. Dari sekian banyaknya koleksi buku yang disimpan di museum ini, sebagian besar adalah buku-buku zaman kolonial. Buku-buku tersebut ditulis menggunakan bahasa melayu, inggris, prancis, dan beberapa buku juga ditulis menggunakan bahasa arab Museum ini juga menyimpan berbagai benda hasil penggalian arkeologi di jakarta. Salah satunya adalah mebel-mebel antik yang digunakan mulai dari abad ke-17 hingga ke-19. Mebel bersejarah tersebut menggunakan kombinasi dan perpaduan desain dari gaya cina, eropa, dan indonesia. Selain mebel, ada juga benda antik lainnya seperti gerabah, keramik, serta batu prasasti. Koleksi-koleksi ini bisa Kamu lihat di berbagai ruangan museum ini, seperti ruang Tarumanegara, ruang Fatahillah, ruang prasejarah Jakarta, ruang Jayakarta, ruang Sultan Agung, serta ruang MH Thamrin. Selain itu, Kamu juga bisa melihat berbagai macam koleksi yang berkaitan dengan kebudayaan betawi, becak, hingga numismatik. Bahkan, sekarang wisatawan juga melihat sebuah patung dewa hermes, yaitu dewa perlindungan dan keberuntungan bagi kaum pedagang menurut mitologi yunani. Pada Museum Fatahillah, juga terdapat ruangan bawah tanah yang merupakan bekas penjara yang dulu digunakan pada zaman penjajahan belanda. Harga Tiket Masuk Museum Sejarah Jakarta Harga tiket masuk ke Museum Sejarah Jakarta atau Museum Fatahillah sangat terjangkau, yakni sebagai berikut: Dewasa: Rp5.000 Rombongan di atas 30 orang: Rp3.750 Anak: Rp2.000 Rombongan di atas 30 orang: Rp1.500 Rombongan mahasiswa di atas 30 orang: Rp2.250 Jam operasional Selasa-Sabtu: 08.00-17.00 (Senin libur) Menikmati Aneka Fasilitas Museum Fatahillah Wisata sejarah tentu tidak selamanya membuat wisatawan bosan. Di sekitar objek wisata Museum Fatahillah, Kamu bisa bersantai bersama teman-tema atau keluarga. Bahkan, disana juga terdapat kafe yang memiliki desain mirip dengan jakarta tempo dulu. Kamu bisa sejenak beristirahat disana sambil menikmati indah
Nano PurwantoNano Purwanto
00
De oud stadhuis or what I translated as the old town hall. This building was an old townhouse in the Dutch era. In front of the town hall there is a big yard. Its similar like the way they built it in the Netherlands. The town hall was built around 17 century. If, you visit Amsterdam and go to the Palais op de Dam nearby Amsterdam centraal station you will find quite similarities with this building. Yes, the building was inspired by the Palais op de Dam in Amsterdam. Now this building is a museum. You can learn brief history of Jakarta here. In the museum there is also a lot of object from the Dutch colonialisation era. The floor is still from wood. Most of the building is still in a good condition. The big space in the front of the museum is used for executing the prisoners and also this museum had a underground prison. In this prison one of Indonesia movement heroes prince Diponegoro was captured and held here before he was banished to Macassar.
Sonny ArdiSonny Ardi
00
Museum Fatahillah Pada awalnya sejarah museum fatahillah merupakan bangunan kolonial Belanda yang dipergunakan sebagai balai kota. Peresmian gedung dilakukan pada tanggal 27 April 1626, oleh Gubernur Jenderal Pieter de Carpentier (1623-1627) dan membangun gedung balai kota baru yang kemudian direnovasi pada tanggal 25 Januari 1707, pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Joan van Hoorndan baru selesai pada tanggal 10 Juli 1710 di masa pemerintahan lain, yaitu pada Gubernur Jenderal Abraham van Riebeeck. Gedung yang dipergunakan sebagai Balaikota ini, juga memiliki fungsi sebagai Pengadilan, Kantor Catatan Sipil, tempat warga beribadah di hari Minggu, dan Dewan Kotapraja (College van Scheppen). Kemudian sekitar tahun 1925-1942, gedung tersebut juga digunakan untuk mengatur sistem Pemerintahan pada Provinsi Jawa Barat. Kemudian tahun 1942-1945, difungsikan sebagai kantor tempat pengumpulan logistik Dai Nippon. Kemudian sekitar tahun 1919 untuk memperingati berdirinya batavia ke 300 tahun, warga kota Batavia khususnya para orang Belanda mulai tertarik untuk membuat sejarah tentang kota Batavia. Lalu pada tahun 1930, didirikanlah yayasan yang bernama Oud Batavia (Batavia Lama) yang bertujuan untuk mengumpulkan segala hal tentang sejarah kota Batavia. Tahun 1936, Museum Oud Batavia diresmikan oleh Gubernur Jenderal Tjarda van Starkenborgh Stachouwer (1936-1942), dan dibuka untuk umum pada tahun 1939.. Setelah itu pada tahun 1968 gedung ini diserahkan kepada Pemda DKI Jakarta dan kemudian dijadikan sebagai Museum pada tahun 1974. Museum Fatahillah Pada sejarah museum fatahillah berdasarkan pembentukannya hingga bisa kita kunjungi sampai sekarang ini, menyimpan sisa penjajahan di dalamnya. Terbentuk menjadi dua lantai dengan ruang bawah tanah ini, berisikan banyak peninggalan bersejarah yaitu : Lantai bawah : Berisikan peninggalan VOC seperti patung, keramik-keramik barang kerajinan seperti prasasti, gerabah, dan penemuan batuan yang ditemukan para arkeolog. Terdapat pula peninggalan kerajinan asli Betawi (Batavia) seperti dapur khas Betawi tempo dulu Lantai dua : Terdapat perabotan peninggalan para bangsa Belanda mulai dari tempat tidur dan lukisan-lukisan, lengkap dengan jendela besar yang menghadap alun-alun. Konon, jendela besar inilah yang digunakan untuk melihat hukuman mati para tahanan yang dilakukan di tengah alun-alun. Ruang bawah tanah : Yang tidak kalah penting pada bangunan ini adalah, penjara bawah tanah para tahanan yang melawan pemerintahan Belanda. Terdiri dari 5 ruangan sempit dan pengap dengan bandul besi, sebagai belenggu kaki para tahanan
Habiban Sulthoni Mandala PutraHabiban Sulthoni Mandala Putra
00
Not only this museum, but the whole Kota Tua have nice old buildings, I wish this place were bigger and had more old buildings. Kota Tua and this museum is a must see if you go to Jakarta. All the entrance fee to the museum's at Kota Tua is the same price and very affordable. Good place to take photos (tip: come here at lunch time, around 1-2pm because there isn't many other visitors, at noon Kota Tua will be crowded by local people) You can go to Cafe Batavia across to this museum for coffee time or even lunch (but this cafe is pricey, so maybe save the money and just get some coffee, we saw many other tourists do that but since we didn't had lunch before so we ate there, the food was good and the interior was fantastic) and the waiter told me everyday at 8 PM they have live band in that cafe.
Marisa LimantaraMarisa Limantara
00
Nearby Attractions Of Jakarta History Museum
Taman Fatahillah
Wisata Kota Tua Jakarta
Museum Bank Indonesia
Glodok Chinatown Market
Wayang Museum
Museum of Fine Art and Ceramics
Toko Merah
Petak Enam
Toko Merah
PASAR GLODOK CITY JAKARTA KOTA

Taman Fatahillah
4.6
(10.4K)Click for details

Wisata Kota Tua Jakarta
4.6
(9.4K)Click for details

Museum Bank Indonesia
4.7
(4.5K)Click for details

Glodok Chinatown Market
4.4
(3.8K)Click for details
Nearby Restaurants Of Jakarta History Museum
Café Batavia
DUNKIN' Bandengan
Kopi Es Tak Kie
Pantjoran Tea House
Padang Merdeka
Grand Hwa Yen
Kedai Seni Djakarté
Bakmi Pinangsari
Cahaya Baru
Wong Fu Kie Hakka Authentic Chinese Food Restaurant

Café Batavia
4.5
(3.5K)$$$
Click for details

DUNKIN' Bandengan
4.5
(1.5K)Click for details

Kopi Es Tak Kie
4.3
(1.4K)Click for details

Pantjoran Tea House
4.5
(1.1K)$$
Click for details
Basic Info
Address
Taman Fatahillah No.1, Pinangsia, Kec. Taman Sari, Kota Jakarta Barat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 11110, Indonesia
Map
Phone
+62 21 6929101
Call
Reviews
Overview
4.6
(8.8K reviews)
Ratings & Description
cultural
family friendly
accessibility
Description
The Jakarta History Museum, also known as Fatahillah Museum or Batavia Museum, is located in the Old Town of Jakarta, Indonesia. The building was built in 1710 as the Stadhuis of Batavia.
attractions: Taman Fatahillah, Wisata Kota Tua Jakarta, Museum Bank Indonesia, Glodok Chinatown Market, Wayang Museum, Museum of Fine Art and Ceramics, Toko Merah, Petak Enam, Toko Merah, PASAR GLODOK CITY JAKARTA KOTA, restaurants: Café Batavia, DUNKIN' Bandengan, Kopi Es Tak Kie, Pantjoran Tea House, Padang Merdeka, Grand Hwa Yen, Kedai Seni Djakarté, Bakmi Pinangsari, Cahaya Baru, Wong Fu Kie Hakka Authentic Chinese Food Restaurant

- Please manually select your location for better experience