Masjid Umar (Arab: مسجد عمر بن الخطاب) adalah salah satu masjid yang berdiri di Kota Lama Yerusalem. Letak masjid ini berada di sebelah selatan Gereja Makam Kudus dan berada di Wilayah Kristen di Yerusalem.
Masjid Umar adalah masjid yang dibangun pada masa kekuasaan Dinasti Ayyubiyah pada abad ke-12 untuk mengenang pengambilalihan kepemimpinan Yerusalem pada masa Khalifah Umar bin Khaththab. Pada tahun 638 M, setelah beberapa tahun wafatnya Nabi Muhammad, tentara Islam mengepung Kota Lama Yerusalem. Patriark Gereja Makam Kudus, Sophronius, menyerahkan kota itu setelaH kepungan yang singkat. Hanya terdapat satu syarat yaitu pembicaraan mengenai penyerahan itu harus dilakukan Umar sendiri, khalifah kedua umat Islam.
Umar memasuki Yerusalem dengan berjalan. Tidak ada pertumpahan darah dan tidak ada pembunuhan oleh tentara Islam. Barang siapa yang ingin meninggalkan Yerusalem dengan segala harta benda mereka, dibenarkan berbuat demikian. Barang siapa yang ingin terus tinggal dijamin keselamatan nyawa, harta benda, dan tempat beribadah mereka. Semua ini terdapat dalam Perjanjian Umariyya.
Umar kemudian menemani Sophronious ke Gereja Makam Kudus dan ditawarkan untuk shalat di dalamnya. Namun Umar menolak karena ditakutkan dapat membuat umat Islam memiliki alasan untuk mengubah gereja tersebut menjadi masjid di kemudian hari, sehingga Umar memilih shalat di luar di sebelah timur gereja. Salah seorang mantan Yahudi yang masuk Islam, Ka'ab Al Ahbar, memberi masukan kepada Umar agar mendirikan tempat ibadah di sebelah utara Batu Fondasi agar saat shalat, umat Islam dapat menghadap Ka'bah sekaligus batu tersebut. Namun Umar menolak gagasan tersebut dan shalat di bagian selatan Batu Fondasi, membelakangi batu tersebut.
Banyak orang menganggap bahwa Masjid Umar adalah tempat Umar shalat setelah dia menolak shalat di dalam Gereja Makam Kudus. Nyatanya, masjid ini dibangun oleh Sultan Al Afdal, putra Sultan Shalahuddin Al Ayyubi untuk mengenang peristiwa tersebut. Masjid ini sendiri terletak di sebelah selatan Gereja Makam Kudus dan bukan di sebelah timurnya, tempat Umar shalat. Posisi baru ini mungkin disebabkan lantaran pintu masuk Gereja Makam Kudus yang dipindahkan dari timur ke selatan gereja lantaran kerusakan yang terjadi di abad ke-11 dan 12.
Tempat shalat Umar sendiri adalah berada di sebelah selatan Batu Fondasi yang sekarang menjadi Masjid Al Qibli, masjid yang terletak di kompleks Masjid Al Aqsha bagian selatan. Dengan shalat di Masjid Al Aqsha, dikenal sebagai Bukit Bait oleh umat Yahudi, Umar dipandang telah menyucikan kembali tempat tersebut setelah sebelumnya dijadikan tempat pembuangan sampah oleh...
Read moreThis is the place where Omar (or Umar) ibn al-Khattab, the 2nd Caliph, offered prayers in the holy city of Jerusalem. In April 637, Caliph Umar traveled to Jerusalem in person to receive the submission of the city from the Patriarch of Jerusalem, Sophronius, who made it a condition of surrender. The Muslim troops besieged the city some time in November 636. Instead of relentless assaults on the city, they decided to press on with the siege until the Byzantines ran short of supplies and a bloodless surrender could be negotiated. Jerusalem remained under Muslim rule until it was captured by Crusaders in 1099 during...
Read moreSituated opposite the Church of the Holy Sepulchre. This is the place where Omar RA had prayed after taking over and been given the keys to Jerusalem. He was told to perform prayers in the Church but he refused and performed prayers outside the Church. Later this very place was then made into a mosque. It's a small mosque but very peaceful. The mosque is closed for the night prayers. The letter of the agreement between Omar and the Bishops of Jerusalem are also engraved on a stone before entering the doors...
Read more