Meskipun dalam akun kafe ini di Google Map menyebutkan jam buka mulai 07.00, nyatanya jam 07.00 saat saya datang, kafe masih tutup. Order baru bisa dilayani pukul 07.05. Cuma selisih lima menit tapi ini bisa punya pengaruh terhadap kredibilitas. Saya tidak mengerti mengapa waktu tidak dianggap serius oleh sebuah pelaku bisnis. Bukan hanya Filosofi Kopi Pos Bloc, saya juga alami di beberapa kafe lain. Semoga hal ini dianggap serius sebagai masukan yang membangun. Meskipun demikian, Filosofi Kopi tempatnya nyaman. Ada tempat duduk di dalam ruangan dan ber-AC bila kita bukan perokok, dan kursi dan meja yang disusun di teras depan kafe persis menghadap jalan besar. Tempat luar ruangan ini adem di pagi hari sebelum matahari bergeser. Kita bisa duduk santai sambil menyeruput kopi dan menikmati kudapan sebagai selingan di antara obrolan dengan sahabat. Kopi yang saya pesan adalah iced long black. Walau konon katanya andalan dari Filosofi Kopi adalah manual brew-nya, saya tak tertarik untuk memesannya. Namun saya sempat mencicipi seseruput V60 kopi Enrekang pesanan teman yang kaya akan rasa buah. Memang enak manual brew racikan barista kafe ini. Satu masukan saja buat barista, sajikan kopi menggunakan gelas beling atau mug keramik saat pelanggan ngopi di tempat! Jangan pakai gelas plastik atau kertas kecuali pesanan untuk dibawa pulang. Soalnya saya mengalaminya. Awalnya pesanan disajikan di gelas plastik seolah-olah mau dibawa pulang padahal diminum di tempat. Kemudian kopinya minta dipindah di gelas kaca. Jelas ini jauh lebih nikmat buat saya. Anda begitu jugakah? Atau tak peduli, yang penting ngopi? Sebagai teman kopi, singkong goreng, almond croissant, dan pain au choco yang dipilih. Dari segi harga, standar kafelah. Pagi hari duduk di pinggir Jalan Pasar Baru sambil menikmati kopi plus cemilan juga ngobrol dengan teman sungguh membahagiakan. Kafe yang ada di antara kumpulan tenant yang ada di Pos Bloc, gedung tua milik Pos Indonesia ini, menarik untuk didatangi lagi.