Gudeg Sagan is a well-loved traditional Javanese restaurant located in Yogyakarta, renowned for its authentic and flavorful gudeg—a classic dish made from young jackfruit stewed in coconut milk. With its rich flavors and cozy ambiance, it’s a must-visit spot for food lovers exploring local cuisine.
Highlights: • Authentic Gudeg: Known for its perfectly balanced gudeg, combining sweet, savory, and creamy flavors, served with various side dishes like chicken, eggs, tofu, and sambal krecek. • Traditional Javanese Atmosphere: Features a warm and homey interior with touches of Javanese decor, enhancing the dining experience. • Affordable Prices: Offers high-quality, flavorful meals at pocket-friendly prices. • Popular Spot: A favorite among both locals and tourists seeking an authentic taste of Yogyakarta.
Pros: • Delicious and authentic Javanese cuisine. • Generous portions at reasonable prices. • Cozy and traditional ambiance, perfect for a local dining experience.
Cons: • Can get crowded during peak hours, so it’s best to arrive early. • Limited parking space, which might be inconvenient for those driving.
Verdict:
Gudeg Sagan is an excellent choice for anyone looking to experience the authentic taste of Yogyakarta’s iconic dish in a welcoming and traditional setting. It’s a culinary gem that captures the essence of...
Read moreReview: Gudeg Sagan, Yogyakarta
One of the best gudeg spots in Yogyakarta! Located at Jl. Prof. Dr. Herman Johannes No. 53, Depok, Sleman, this place has a spacious layout and homey architecture, offering a warm and welcoming atmosphere.
The restaurant can accommodate many guests with its large tables and chairs, making it ideal for families or reunions with friends.
Unlike typical Jogja-style gudeg, which tends to be very sweet, Gudeg Sagan offers a more balanced flavor—savory, slightly salty, with just a hint of sweetness. A plate of mixed gudeg rice comes with white rice and a choice of kampung (free-range) chicken—either thigh or breast. The chicken portions are generous, tender, and flavorful.
The sambal goreng tempe and spicy krecek (cow skin stew) are packed with rich spices and taste absolutely delicious.
Service is quick and courteous, and the place is clean and well-maintained—great for casual dining or group gatherings. They also offer a variety of chips and crackers as tasty snacks on the side.
For gudeg lovers, this place is a must-visit. Gudeg Sagan truly delivers on taste and quality.
Conclusion: Highly recommended—definitely one of the best gudeg experiences...
Read moreIni akan jadi review terpanjang yg pernah saya submit. 15 Juni 2025 – Saya makan di sini dengan antusias. Tidak rame walau di jam makan siang. Mba dan Mas nya sangat baik dan melayani dengan sabar. Gudegnya pun enak buat saya yg tidak suka gudeg manis. Semua berjalan sangat lancar dan aman
22 Juni 2025 – Saya kembali ke sini dengan harapan mendapatkan pengalaman yg sama seperti seminggu sebelumnya. Entah karena sedang masa liburan atau ada suatu hal, saat itu sangat rame. Bahkan saya datang di jam 9.40-an itu meja sudah hampir full semua. Beruntung, saya dapat meja kosong ketika datang. Saya duduk, dan mengamati mba mas staff yg berlalu lalang dan berharap ada yg mendatangi untuk ambil order. Akhirnya, saya berinisiatif untuk panggil mas2 untuk ambil order. Orderan masuk masih di jam 10 kurang. Saya paham betul, suasana rame, dan kerja di f&b itu sangatlah amat capek, saya berpikir, mungkin saat itu saya jadi salah satu orang yg apes. Jam 10an es lemon tea saya datang. Meja sebelah kanan saya sudah berganti ke ibu dan anak yg menempati (dari sebelumnya adalah keluarga). Mereka pesan 1 porsi, walaupun saya ga lihat apa pesanannya, tapi ibu itu dapat makanannya duluan. Sementara saya menunggu, 2 kali saya inisiatif menanyakan ke mas dan mba untuk mengecek makanan saya. Mas yg awal bilang “tunggu ya, mba. Sedang disiapkan” – ok, saya pikir ga lama dari itu. Tapi ternyata, belum datang juga. Saya tanya mba lainnya yg sedang merapikan meja sebelah saya yg makanannya udh dtg duluan untuk bantu cek ulang pesanan saya. Mba tersebut dengan sopan bilang akan dicek. Tapi, ternyata tidak kunjung datang hingga jam set 11. Awalnya saya pikir normal jika menunggu selama itu karena lagi rame, tapi karena meja lain sudah lebih dulu daripada saya yg duluan pesan, artinya ini ga normal. Saya memutuskan ke kasir, dan saya bilang makanan saya ga keluar dan akan bayar es lemon tea nya saja. Mba kasir konfirmasi ke bagian server dan mengaku klo sebenernya pesanan saya sudah daritadi disiapin tapi menurutnya, entah kenapa blm keluar. Dan saya mikir “Well, this is not my mistake tho”. Mba kasir pun bilang “Gimana klo tunggu dulu sebentar nanti diantar, Mba? Nanti es lemon tea nya ga usah bayar.” Saya pun bilang dan berusaha untuk berbicara baik2 “Ga usah Mba. Klo pun udh terlanjur jadi, bungkus aja.” Saya pun bayar, ga lama dari situ, mba2 server bawa nampan berisi makanan saya ke meja. Karena meja saya ga terlalu jauh dari kasir, dan si mba kasir menoleh kea rah meja saya untuk bilang “Ga jadi, itu jadinya dibungkus.” And I caught the expression dari mba2 server yg menghela napas dan merautkan wajah seperti “complaining”. Saya ga mau berasumsi apa yg dia pikirin saat itu, tapi dari gesture dan ekspresinya, itu sesuatu yg seharusnya bisa dicontrol se-professional mungkin. Mba kasir minta maaf dengan hal ini tapi dengan reaksi dari mba2 server itu bikin saya merasa perlu adanya himbauan atau training ke staff di resto. Again, saya tau jika resto sedang rame itu sungguh sangat melelahkan, tapi alangkah lebih baiknya, hal yg seperti ini bisa sangat dihindari untuk kedepannya. Mungkin ini bisa jadi masukan untuk tim Gudeg Sagan. Apakah dengan hal ini saya mau balik lagi? Mungkin. Tapi ga sekarang, karena jujur masih ada rasa kecewa....
Read more